10 Game Paling Fenomenal yang Menyelamatkan Developer Game-nya dari Kebangkrutan
Pernahkah terpikirkan oleh kalian bahwa sebuah game dapat menyelamatkan nasib developer-nya? Ternyata terdapat loh game fenomenal yang sukses menyelamatkan nasib developer. Seperti halnya hidup, kesuksesan pada global game pula tidak sanggup didapatkan secara instan. Game dan perusahaan game akbar yang ada dalam waktu ini, mereka pula pernah mencicipi masa-masa sulit sebelum sesukses sekarang.
Ya, banyak developer yg bangkrut, namun tidak sedikit juga yg bisa bertahan. Nah, pada artikel kali ini Jaka akan berbagi beberapa cerita berdasarkan berbagai Game Paling Fenomenal yang Menyelamatkan Developernya berdasarkan Kebangkrutan. Apa aja sih? Silakan simak 10 ulasan ceritanya berikut ini.
- 15 Game PC Ringan RAM 2GB dengan Grafis Terbaik pada 2019 di PC atau Laptop Tanpa Lambat Meski RAM 1GB
10 Game Paling Fenomenal yang Menyelamatkan Developer Game-nya berdasarkan Kebangkrutan
1. Crash Bandicoot
Hampir semua gamer yang lahir dalam tahun 90-an niscaya tahu game fenomenal yg satu ini. Crash Bandicoot dibentuk sang studio game mini bernama Naughty Dog yang sebelumnya bernama Jam Software. Didirikan pada September 1984 oleh Andy Gavin & Jason Robin. Studio kecil ini hanya bisa membuat game-game kecil buat publisher yg sama kecilnya dengan mereka.
Game pertama yg mereka buat sehabis berganti nama merupakan Rings of Power buat Sega Megadrive, namun sayang game tersebut menuai respon negatif dan dipercaya game yg jelek. Lantaran kegagalannya tersebut, mereka hampir saja bangkrut di fase awal pergantian nama baru mereka.
Tetapi Naughty Dog tak mau menyerah. Dan siapa sangka, di tengah nasibnya yang diujung tanduk, mereka malah mendapatkan tawaran kerjasama membuat 3 game menggunakan Universal Interactive Studios. Game pertama yang mereka buat bersama adalah Way of The Warrior. Nasib masih belum mau berubah, game tersebut menerima respon yg masih sama misalnya game Rings of Power.
Setelah kegagalan keduanya tadi, mereka tidak mau bermain-main lagi. Hingga akhirnya mereka berambisi buat membuat sebuah game menggunakan konsep platformer 3D yang di mana membuat pemain nir perlu pusing lagi soal kamera. Game tersebut diberi kode nama ** Sonic s Ass Game **. Dari sinilah mereka tetapkan mengambil gameplay linear serta Bandicoot menjadi tokoh utama.
Tercatat Crash Bandicoot berhasil terjual sebesar 6,8 juta copy, wow! Menjadi nomor yg sangat luar biasa bagi mereka pada ketika itu. Berkat game ini Naughty Dog terhindar menurut kebangkrutan, malahan game ini sebagai awal kesuksesan mereka. Selain itu game ini juga berhasil membawa Playstation menyaingi Nintendo dalam waktu itu.
dua. Spyro the Dragon
Game ini dibuat oleh perusahaan game bernama Xtreme Games. Mulanya Xtreme Games memulai bepergian mereka menjadi developer game menggunakan menciptakan game tiruan dari Doom untuk console Panasonic 3DO. Alasan yg memperkuat hal tadi merupakan karena developer-kit 3DO memang tergolong murah dan Doom jua sebagai game paling populer pada waktu itu. Namun lantaran kurang populernya Panasonic 3DO membuat game tiruan yang mereka untuk tadi juga tidak laku poly.
Hingga akhirnya Xtreme Games memutuskan buat beralih ke console Sony Playstation dengan harapan menerima keuntungan akbar. Seakan nasib jelek yg tidak mau pulang, lagi-lagi game yang mereka buat buat Playstation, Disrupt, masih tidak sukses dari segi penjualan meskipun menerima aneka macam review positif.
Melihat kesuksesan Crash Bandicoot dan demografi gamer di tahun 90-an, di mana kebanyakan remaja lebih gemar menggunakan game platformer. Xtreme Games menetapkan buat menciptakan game platformer collectathon ala Banjo and Kazooi akan tetapi menggunakan seekor naga sebagai tokoh primer, game tersebut mereka beri nama Spyro the Dragon dan berhasil meraih kesuksesan.
Pada ketika itu pula mereka mengabil keputusan buat mengubah nama menjadi Imsomniac Games. Berkat Spyro the Dragon beserta 2 sekuelnya, Imsomniac Games sekarang bisa bersaing menggunakan Naughty Dog buat sebagai developer andalan berdasarkan Sony.
tiga. Life is Strange
Dontnod Games selaku developer game ini memulai karir mereka dengan menciptakan sebuah game action bertema Sci-fi bernama Remember Me, tetapi sayang game tadi menuai kritik tidak baik sehingga penjualannya pun tidak memenuhi sasaran.
Pada waktu ini Dontnod Games sedang menghadapi krisis finansial & terancam bangkrut. Dengan budget minim yg masih tersisa, mereka mencoba buat bereksperimen membuat sebuah game menggunakan story driven ala Telltale Games dan akhirnya terciptalah Life is Strange.
Game yang mempunyai beberapa episode bertema remaja dan time-travel ini tak disangka mendapat respon positif berdasarkan para gamer. Bahkan game ini berhasil menerima penghargaan Best Story pada banyak sekali program penghargaan bergengsi. Berkat kesuksesan Life is Strange, Dontnod Games akhirnya dapat bernapas lega kembali karena bisa terhindar menurut kebangkrutan.
4. Conan Exiles
Funcom alami krisis finansial dan hampir bangkrut saat game mereka The Park dan Lego Minifigures MMO ternyata gagal di pasaran & jauh berdasarkan kata sukses. Dengan dana pinjaman dari investor, mereka mencoba buat membuat satu game lagi yang mengikuti tren genre survival pada Steam baru-baru ini.
Game itu berjudul Conan Exiles. Apabila game ini masih juga belum dapat sukses di pasaran, mereka berencana akan rol tikar. Tetapi berkat fitur kontroversionalnya yaitu penis slider, game tadi menjadi viral & bisa menyelamatkan Funcom dari kebangkrutan.
Dalam saat seminggu saja sesudah perilisan, keuntungan yg didapat menurut game tersebut bisa melebihi modal pembuatan game dan masih dapat terus bertambah jika game ini sudah keluar menurut Early-Access. Lawrence Poe selaku Vice President menurut Funcom, melihat kesuksesan Conan Exiles ini hanya bisa mengungkapkan Siapa sangka para remaja tertawa melihat penis besar mampu selamatkan perusahaan kami? . Hahaha.
lima. Angry Birds
Siapa yang tak memahami game ini? Game fenomenal yg viral beberapa tahun belakangan ini ternyata jua memiliki kisah sebelum kepopulernya. Angry Birds dibentuk sang Rovio Entertaiment yang sebelumnya sudah menciptakan 51 game Java buat publisher lain seperti Namco dan EA. Semuanya berjalan lancar sampai mereka tetapkan buat menciptakan game sendiri.
Mereka hampir bangkrut pada athun baru 2009, sebagai akibatnya menciptakan mereka berpikir mencari konsep buat menciptakan satu game lagi yg bisa sukses pada pasaran. Lalu dipilihlah konsep yg terdengar luas biasa dari Jaakoo Lisalo yang mengusulkan ide untuk membuat game tentang burung bundar kartun yang menabrak blok rona-warni.
Pada akhirnya game yg sempat diragukan untuk dirilis kini malah sebagai galat satu franchise mobile terbesar, hingga dibuatlah sebuah film yang mengadopsi jalan cerita dari game Angry Birds ini & terakhir mereka bisa menjadi sponsor klub sepakbola Inggris, yaitu Everton.
6. Nier Automata
Untuk sebagai salah satu developer game action terbaik misalnya yg dihasilkan sang Platinum Games bukanlah hal yg mudah & instan. Dibalik kesuksesan mereka, masih ada kisah yg pantang menyerah. Game-game mahakarya mereka seperti Bayonetta, Vanquish, Wonderful 101, & lain-lain, menerima banyak sekali review positif dari para gamer.
Tetapi siapa sangka, bila penjualannya tak semanis isi review yg didapat. Bayonetta 2 yg adalah galat satu sekual terbaik pada era modern ini terpaksa sebagai ekslusif Wii U lantaran mereka tak punya porto buat merampungkan game tersebut & akhirnya hanya Nintendo yang mau membiayai mereka.
Platinum Games makin berada pada krisis finansial waktu Microsoft akhirnya membatalkan kerjasama buat game mereka, Scalebound. Untungnya mereka mempunyai Yoko Taro selaku game director & writer yg telah menciptakan game Nier Automata. Hideki Kamiya selaku petinggi Platinum Games mengucapkan terimakasih sebanyak-besarnya kepada Yoko Taro sehabis Nier Automata berhasil terjual sebanyak 1,lima juta copy secara digital.
7. The Elder Scrolls III: Morrowind
Bethesda, studio yg berhasil populer karena game The Elders Scrolls V: Skyrim & Fallout 4 ini takkan menjadi sebesar misalnya kini tanpa game yang satu ini. Morrowind sebagai game favorit berdasarkan Todd Howard selaku direktur Bethesda, lantaran berkat game ini mereka berhasil melewati masa-masa sulit mereka.
Mereka dilanda krisis dalam akhir 90-an, sampai terancam bangkrut sehabis expansion Daggerfall yaitu Battlespire dan Redguard yang terjual tidak baik. Bukan hanya itu, game-game mereka yg lain misalnya Skynet & The 10th pun tak laris dipasaran. Kemudian mereka bergabung sebagai bagian berdasarkan Zenimax.
Dari titik ini Todd Howard beserta tim mepertaruhkan semuanya hanya buat game The Elder Scrolls III: Morrowind ini. Berbagai fitur ambisius diciptakan di Morrowind dan hasilnya pun memuaskan. Sejak ketika itu, Morrowind menjadi game tersukses mereka dan pula sebagai baku buat game-game yang mereka buat selanjutanya.
8. Pillars of Eternity
Obsidian Entertaiment adalah galat satu developer RPG berbakat yg kurang diapresiasi. Mereka menciptakan sekual Star Wars: Knight of the Old Republic dan Fallout New Vegas yg keduanya sama-sama mengagumkan meski proses pengembangannya yg penuh keterbatasan.
Obsidian Entertaiment hampir bangkrut ketika proyek Aliens: Crucible RPG nya terpaksa dibatalkan, pengaruh dari pembatalan tadi sangat luar biasa dalam finansial mereka, karena proyek game tadi memang telah memakan poly porto buat kapital.
Mereka terselamatkan dari kebangkrutan sehabis memperkenalkan proyek mereka, Pillars of Eternity pada Kickstarter. Dengan janji memberikan Classic RPG ala Baldur s Gate & Planescape, Kickstarter berhasil mengantongi 4,tiga juta US dollar yang jauh melebihi target mereka yaitu 1 juta US dollar.
Dengan uang lebih yang poly tersebut, relatif bagi mereka buat menghidupkan pulang studio mereka. Ditambah Pillars of Eternity pula sangat laku terjual di Steam. Obsidian kini berada dalam puncaknya sebagai developer RPG indie.
9. Journey
Proses pengembangan berdasarkan Journey tergolong menjadi momen yang paling menantang bagi Thatgameofcompany. Di tengah masa pengembangan, mereka kehabisan dana yang memaksa mereka buat menunda ketika rilis game ini. Namun lantaran sang direktur, Jenova Chan, yang berambisius ingin game-nya ini berikan dampak emosional yg luar biasa ke para pemainnya, akhirnya dia menetapkan buat melanjutkan proses pengembangan game ini.
Para staff menjadi korban, banyak staff penting yang menentukan berhenti dan pindah karena kekurangan dana yang menciptakan mereka tidak digaji dalam saat itu.
Setelah berhasil menyelesaikan proses pengembangan game ini, mereka melakukan game testing yg tak disangka hasilnya memuaskan. 25 game tester dibentuk menangis oleh output akhir game. Game ini menjadi best-selling pada Playstation Network dan berhasil memenangkan Game of The Year di berbagai penghargaan bergengsi.
10. Final Fantasy
Siapa sangka game fenomenal yang mempunyai berbagai edisi & selalu merilis ulang di setiap satu dasa warsa sekali ini jua sebagai pahlawan bagi developer-nya.
Beberapa orang mengatakan game ini diberi judul Final karena inilah game terakhir dari sang kreator, Hironobu Sakaguchi sebeluma Ia berhenti menurut studio game dan melanjutkan kuliah. Hal tadi benar, namun terdapat cerita yang lebih akbar daripada judul game ini. Yaitu Square, selaku perusahaan game ini yg terancam bangkrut lantaran krisis finansial pada tahun 1987 silam.
Maka menurut itu, desainer di sana mencoba buat menciptakan satu game lagi yang akan menjadi harapan terakhir mereka buat bangkit. Setelah itu terciptalah game turn-based RPG bertema fantasi yg diberi nama Final Fantasy, game fenomenal yang masih eksis hingga sekarang.
Di awal rilisnya, Final Fantasy berhasil terjual 400.000 copy buat versi Famicom dan terjual 700.000 copy buat versi NES. Kesuksesan yang tidak disangka-sangka ini membuat Square terus membentuk JRPG menggunakan formula yg sama, hingga kini menjadi keliru satu publisher game terbesar yg kita kenal menjadi Square Enix.
Comments
Post a Comment